Lebih dari 130 orang tewas di sebuah Rumah Sakit Selatan di Kota El Fasher yang terkepung di kawasan Darfur, Sudan. Demikian dikenalkan badan amal medis Medecins Sans Frontieres (MSF).

Pertarungan antar klasifikasi dalam perang saudara Sudan untuk merebut kendali kota tersebut akhir-akhir ini dilaporkan semakin meningkat.

“Situasinya seram,” kata seorang warga terhadap slot gacor 77 BBC seperti diinformasikan Senin (27/5/2024), di mana rumah sakit dan pasar mengalami tembakan artileri hebat.

Sampai hari ini, militer Sudan masih tetap menguasai El Fasher. Kota ini sudah menjadi daerah perlindungan bagi orang-orang yang kehilangan daerah tinggal akibat pertempuran di daerah lain.

Pada 10 Mei, RSF mengintensifkan serangan mereka terhadap kota tersebut, yang disebut oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai babak baru yang mengkhawatirkan dalam perselisihan Sudan.

MSF mengatakan salah satu Rumah Sakit Selatan yang didukungnya sedang berjuang untuk memecahkan meningkatnya korban jiwa.

“Rumah Sakit South sudah merawat 979 korban hanya dalam waktu dua minggu,” kata badan amal tersebut pada hari Minggu (26/5).

“Sebanyak 134 orang tewas, sebuah pertanda intensitas kekerasan dalam pertempuran.”

PBB menggarisbawahi bahwa persediaan di Rumah Sakit Selatan semakin menipis dan hanya akan bertahan selama seminggu.

Perang Saudara Sudan Terlupakan?

Pada hari Jumat (24/5), MSF mengatakan bahwa di segala kota, lebih dari 700 orang sudah meninggal selama 10 hari terakhir.

Direktur medis rumah sakit milik pemerintah Arab Saudi di El Fasher menuturkan terhadap BBC bahwa situasinya “seram”.

“Semenjak pagi hari, RSF mengawali penembakan artileri, menargetkan kawasan pemukiman, pasar, dan rumah sakit,” kata Modther Ibrahim Suliman.

Rumah Sakit Arab Saudi dan Selatan adalah yang terakhir berfungsi di kawasan tersebut.

Rumah Sakit Arab Saudi sebelumnya ditutup akibat kekerasan tersebut, melainkan beberapa dibuka kembali untuk menangani kasus-kasus darurat.

Warga El Fasher mengatakan jalan masuk terhadap makanan dan air semakin sulit. RSF sudah menyerang kota dari tiga sisi dan memblokir segala jalur pasokan.

Meski mengalami kesulitan, banyak warga di kota tersebut tak meninggalkan rumah mereka karena pertempuran, bahkan untuk menerima perawatan medis darurat.

Jurnalis Mohamed Zakaria mengatakan ia tak punya agenda untuk melarikan diri.

“Tak ada daerah untuk pergi Jalannya amat sulit dan berbahaya saat ini,” tutur Zakaria.

Awal minggu ini, seorang ahli PBB memperingatkan warga sipil di El Fasher menjadi sasaran karena etnis mereka.

Spread the love